Buah Merah – Kandungan, Faedah, Harga & Budidaya


Buah Merah – Membicarakan kekayaan alam dan keragaman hayati tanah Papua memang tidak ada habisnya. 50% keragaman hayati di Indonesia terdapat di Papua, tergolong tanaman dan fauna endemik yang hanya didapatkan di kawasan ini, salah satunya adalah buah merah.





Terdapat 15.000 hingga 20.000 spesies tumbuhan (55% endemik, termasuk anggrek), 125 spesies mamalia (58% endemik), 602 spesies burung (52% endemik) dan yang lain di wilayah paling timur Indonesia ini.





Buah merah yakni salah satu tumbuhan endemik yang berasal dari Papua. Tumbuhan ini ialah jenis pandan-pandanan (Pandunus) khas Papua yang bernama ilmiah Pandanus conoideus yang berkembang di ketinggian sekitar 2.300 mdpl.






Mengenal Buah Merah





Pandanus conoideus atau buah merah ialah salah satu jenis tanaman pandan-pandanan atau buah tradisional dari Papua. Di Wamena, masyarakat menyebutnya dengan nama kuansu.





Buah endemik dari Papua ini tersebar di beberapa kawasan, mirip Lembah Baliem, Wamena dan Pegunungan Arfak, Papua Barat. Di kawasan asalnya, buah merah disuguhkan untuk masakan dikala pesta etika bakar kerikil.





Selain itu, buah asli papua ini juga dimanfaatkan selaku obat tradisional. Sebab, berkhasiat untuk menyembuhkan aneka macam macam penyakit, mirip penyakit mata, cacingan, penyakit kulit dan memajukan stamina.





Selain tumbuh di Lembah Baliem dan Pegunungan Arfak, buah merah juga ditemukan berkembang di kawasan lain, seperti hutan pegunungan Jayawijaya, Ayamaru Sorong, Timika, Nabire, Manokwari, dan Jayapura. Di luar Papua, buah merah dapat ditemukan di bagian utara Maluku dari wilayah pantai hingga pegunungan.





Terdapat lebih dari 30 jenis atau kultivar buah merah. Namun secara garis besar, cuma ada empat kultivar yang banyak dikembangkan. Empat jenis buah merah tersebut dibudidayakan karena mempunyai nilai irit, yaitu:





  • kultivar merah panjang
  • kultivar merah pendek
  • kultivar cokelat
  • kultivar kuning




Pada masing-masing kultivar memiliki warna, bentuk dan ukuran buah yang berbeda-beda.





Masyarakat Papua mengonsumsi buah ini secara langsung dengan cara memotongnya kecil-kecil, dipanggang atau direbus. Daging buah dan bijinya dapat ditumbuk, lalu dicampur dengan air dan berikutnya disaring selaku bumbu kuliner saus merah kental.





Ekstrak buah ini juga dapat digunakan sebagai pewarna alami dan penyedap masakan.





Taksonomi





Berikut ialah pembagian terstruktur mengenai atau taksonomi buah merah Papua:





KingdomPlantae
DivisiMagnoliophyta
KelasLiliopsida
OrdoPandanales
FamiliPandanaceae
GenusPandanus
SpesiesPandanus Conoideus




Tanaman yang paling bersahabat relasi kekerabatannya dengan buah merah ialah tanaman pandan.





tanaman buah merah




Morfologi





Berikut ialah karakteristik morfologi buah merah:





1. Pohon





Pohon buah merah nyaris serupa dengan pohon pandan. Perbedaannya mampu dilihat dari ketinggian pohon yang tumbuh sampai 16 meter dan tinggi bebas cabang sekitar 5-8 meter. Pada bagian bawah pohon, terdapat akar tunjang di permukaan pada batang dibawah buah.





Pohon buah merah tumbuh secara bergerombol dengan kerapatan 12 sampai 30 individu dalam satu rumpun. Sistem perakarannya lingkaran tunjang dengan ukuran 0,2 sampai 3,5 meter, berdiameter 6 hingga 20 cm, berwarna cokelat dan bercak putih, serta berduri.





2. Daun





Daun buah merah berbentuk lanset sungsang dengan warna hijau bau tanah, ujung daun runcing, tepi daun berduri (tergantung jenisnya) dan pada pangkal daun memeluk batang.





3. Bunga





Buah merah ialah pohon sejenis pandan yang tidak mempunyai perbungaan jantan. Sedangkan perbungaan betina berbentukbonggol yang bentuknya lonjong silinder. Seluruh bonggol tersebut terbungkus oleh braktea yang berwarna kekuningan, kepala putih pipih, bentu agak lebar dan kehitam-hitaman.





4. Buah





Seperti namanya, buah ini berwarna merah. Sedangkan bentuknya lonjong dengan kuncup tertutup. Panjang buahnya meraih 96 hingga 102 cm dan berdiameter 15 sampai 20 cm. Satu buah mempunyai bobot 7 hingga 8 kg.





Buah merah yang masih mudah mempunyai warna hijau dan ketika sudah matang akan bermetamorfosis merah terperinci. Namun didapatkan pula buah yang berwarna cokelat dan kekuningan. Buah matang harus melalui empat tahap pertumbuhan buah, yaitu buah muda, agak matang, matang dan melalui matang.





Umumnya usia tumbuh pohon buah merah mencapai 10 tahun dan sudah mulai berbuah pada umur 3 atau 4 tahun. Buah siap panen lazimnya berumur 3 hingga 4 bulan.





Status Kelangkaan





Khasiat buah merah yang mulai terdengar ke berbagai daerah mengakibatkan usul akan buah asli Papua ini meningkat tajam. Budidaya buah merah di Papua yang masih memprioritaskan cara tradisional dikahwatirkan tidak akan memadai undangan pasar.





Meski belum dikenali bagaimana status kelangkaan dan jumlah populasi buah merah di Papua, tetapi pemanfaatan secara bijak harus diterapkan.





Terdapat beberapa laporan dari warga Papua jikalau buah merah sulit didapatkan tumbuh di alam. Tentunya ini menjadi perayaan akan kelestarian buah orisinil Indonesia timur ini.





Saat ini IUCN maupun CITES belum mengkategorikan buah ini dalam tunjangan golongan manapun.





Habitat dan Sebaran





Di habitat asli hutan Papua, buah merah dapat tumbuh di daerah dataran rendah bersahabat pantai sampai dataran setinggi 2500 mdpl. Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan tanah yang kurang subur, keasaman atau pH 4,3 hingga 5,3, naungan 0% sampai 15%.





Di alam, tanaman ini tumbuh secara bergerombol di akrab aliran sungai. Suhu udara idealnya yakni 23 hingga 33 derajat celcius dengan kelembaban 7% hingga 98%.





Buah merah tersebar luas di akrab pemikiran sungai, lereng gunung dan lembah di kawasan Timika, Lembah Baliem, Wamena, Manokwari, Nabire, Jayapura, Tolikara, Paniai, Yahukimo, Jayawijaya dan Ayamaru Sorong sampai ke Papua Nugini.





Tidak cuma di Papua, kawasan timur lain yang juga didapati berkembang buah merah secara alami yakni di Maluku dan Kepulauan Solomon.





Buah ini juga dicoba dibudidayakan di kawasan lain, mirip Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.





Kandungan dan Manfaat





Kandungan dan faedah buah merah menjadi perhatian masyarakat Indonesia hingga dunia, ketika khasiatnya ditemukan kembali oleh Drs. I Made Budi, M.Sc dari Universitas Cendrawasih pada tamat 2004.





Buah merah mampu digunakan untuk mengobati banyak sekali macam penyakit, alasannya adalah mengandung komponen gizi dalam kadar tinggi, seperti betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.





Minyak buah merah ialah minyak nabati yang diperoleh dari ekstraksi buah. Minyak ini sudah diperdagangkan ke seluruh dunia dan dikonsumsi selaku aksesori masakan. Kandungan yang terdapat dalam minyak alami ini yakni asam lemak yang mirip dengan minyak kanola dan minyak bekatul.





Buah merah juga berguna selaku obat antiretrovirus yang diharapkan penderita HIV/AIDS. Kandungan vitamin E dan betakaroten yang tinggi dalam buah buah orisinil papua ini mampu memperbaiki keadaan pasien HIV/AIDS.





Kandungan tersebut berfungsi sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, penduduk orisinil Papua juga percaya, bahwa mengonsumsi buah merah dapat memperpanjang usia dan dipakai untuk obat hipertensi, diabetes, penyakit jantung, kanker dan lainnya.





Warna merah dari buah ini ialah karotenoid, ialah pigmen dalam kromoplas. Dalam ilmu kesehatan, karotenoid sangat bagus selaku antioksidan dan berkhasiat untuk menyehatkan mata alasannya adalah kaya kandungan vitamin A.





Berikut yaitu faedah dari buah merah, ialah:





  • Mencegah kanker
  • Mencegah diabetes
  • Mencegah tekanan darah tinggi / hipertensi
  • Menjaga kesehatan mata
  • Membantu menghalangi HIV/AIDS
  • Mencegah hepatitis B
  • Memiliki sifat anti peradangan
  • Menurunkan kolesterol jahat
  • Meningkatkan kekebalan tubuh dan stamina
  • Sebagai obat cacing
  • Mencegah stroke




Harga Buah Merah





Ekstrak buah merah yang sudah diolah menjadi minyak memiliki harga pasaran 1,5 juta rupiah per liter. Sedangkan harga buah matang seharga 20 ribu hingga 50 ribu rupiah per buah.





Minyak dari buah merah berfaedah untuk menggantikan minyak sayur. Minyak ini mengandung antioksidan tinggi dan digunakan untuk banyak sekali pengobatan.





Selain itu, ekstrak dari buah orisinil Papua ini juga kerap digunakan untuk adonan masakan, inudstri kosmetik, sabun, roti, pewarna dan pakan ternak.





Budidaya Buah Merah





Manfaat buah merah sekarang mulai dicari oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, budidaya buah endemik papua yang mempunyai banyak khasiat ini mulai banyak dilaksanakan dengan cara-cara selaku berikut:





1. Syarat Tumbuh





Buah merah ialah flora yang mudah tumbuh pada kondisi apapun, tergolong pada tanah yang kurang subur dan ketinggian rendah hingga tinggi. Namun, tumbuhan ini idealnya tumbuh pada suhu 23 derajat hingga 33 derajat Celcius.





Tanaman asli papua ini tidak membutuhkan sinar matahari secara langsung. Oleh alasannya itu, lahan tanam sebaiknya disesuaikan biar buah merah terlindung dari sinar matahari pribadi. Tanah yang sesuai untuk kemajuan buah asli papua ini ialah tanah lembap, gembur dan kaya humus.





2. Persiapan Lahan Tanam





Lahan tanam mesti dibersihkan dari gulma dan flora pengganggu lainnya. Tanah mampu digemburkan dengan melalukan pencangkulan sedalam 15 hingga 20 cm. Selanjutnya, dibentuk petakan dengan ukuran 10 sampai 12 meter dengan parit 0,5 hingga 1 meter sebagai drainase.





3. Persiapan Bibit





Untuk mengembangbiakkan buah merah mampu dilaksanakan dengan stek tunas, stek batang serta biji.





jenis buah merah




Stek





Pembibitan buah merah yang berasal dari stek tunas harus berasal dari batang tua dengan warna abu-debu. Panjang stek sekitar 40 cm hingga 50 cm dan berdiameter 2 cm hingga 3 cm. Antara batas pelepah daun hingga pangkal batang bidang pangkasan berskala 15 cm.





Penanaman stek dilaksanakan pada bedengan semai dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm. Media semai dapat berupa tanah topsoil yang dicampur dengan pupuk kandang atau kompos, perbandingannya yaitu 1 : 1. Media semai harus lembab dan terlindung dari sinar matahari langsung, oleh sebab itu semestinya berada di bawah pohon pelindung.





Setelah stek ditanam, bedeng mampu ditutup dengan shadingnet 60%-70%. Penyiraman mampu dikerjakan dua kali sehari yaitu pagi dan sore.





Daun stek buah mulai muncul dan perakarannya terbentuk dikala berumur 1 sampai 2 minggu. Kemudian sesudah 2 hingga 3 ahad dan memiliki daun 4-5 helai maka bibit mampu dipindahkan ke dalam polybag. Bibit buah merah mampu ditanam pada lahan setelah berumur 1 sampai 2 bulan.





Apabila tunas yang keluar berasal dari bagian batang dan perakaran flora, maka pilihlah tunas yang berukuran 15 sampai 20 cm. Setelah dipisah dari induk, tunas anakan lalu ditanam pada bedengan dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm.





Media persemaian harus tersadar kelembabannya dengan cara penyiraman rutin dan pinjaman shadingnet. Bibit dari anakan buah merah dapat dipindahkan ke lahan saat sudah tumbuh dengan ketinggian 40 hingga 50 cm atau berumur sekitar 3 hingga 4 bulan.





Biji





Jika bibit berasal dari biji, maka biji buah merah harus direndam dalam air selama 1 hari kemudian kemasan dengan kain basah selama 1 malam untuk memecah dormansi biji. Selanjutnya biji mampu disemai ke media ranah yang bercampur pasar (1 : 1) atau tanak diaduk kompos (1 : 3).





Benih yang disebar pada media semai lalu ditutup dengan pasir setebal 2 hingga 3 cm dan disarom secara berkala . Dalam waktu 2 hingga 3 bulan, biji buah merah akan mulai berkecambah.





Bibit yang sudah berskala 5 sampai 10 cm mampu dipindah ke polybag yang berisi adonan topsoil dan pupuk kandang atau kompos, perbandingannya 1 :1. Kemudian bibit mampu dipindahkan pada lahan tanam sehabis meraih ketinggian 35 hingga 40 cm dan berdiameter 2 cm.





Tanaman yang berasal dari biji akan berbuah setelah berumur 5 tahun. Sedangkan yang berasal dari tunas akan berburang kurang dari 3 tahun.





4. Penanaman





Jarak tanam bibit buah merah pada lahan tanam ialah 6 x 6 m atau 8 x 8 m. Pada setiap petak mampu ditanam dua baris tumbuhan dan diantara petak tersebut diberikan pohon pelindung. Lubang tanam biasanya berskala 50 x 50 x 50 cm.





Agar tanah subur dan kandungan nutrisi terpenuhi, maka tanah bekas galian mampu diaduk dengan pupuk sangkar atau kompos sekitar 20 sampai 30 kg per lubang tanam. Bibit buah merah ditanam dan dibenamkan sebatas leher akar.





5. Pemeliharaan Tanaman





Buah merah tidak membutuhkan pupuk kimia. Tanaman ini dapat terpenuhi kebutuhan bagian haranya hanya dengan pupuk kompos atau pupuk kandang yang diberikan 2 sampai 3 kali setiap tahun.





Pemeliharaan flora buah merah mampu dijalankan pada awal pertumbuhan, yakni pemangkasan daun-daun bau tanah agar perkembangan mampu lebih cepat. Pemangkasan juga dapat dilaksanakan jika tinggi tanaman telah meraih 1 atau 2 meter.





Pohon pelindung juga perlu dikontrol pertumbuhannya, pangkaslah bila terlalu rimbun biar tidak mengganggur perkembangan flora utama. Pemeliharaan yang bagus akan mempercepat percabangan flora, yaitu sekitar 2 tahun kemudian disusul berbuah 6 bulan kemudian.





6. Masa Panen dan Pasca Panen





Buah merah akan berkembang tegak pada setiap percabangan. Kemudian buah akan merunduk dan menggantung di bawah percabangan sebab dampak berat dan gravitasi. Ciri buah yang bisa dipanen adalah kalau daun-daun yang membungkus buah mulai terbuka.





Cara panen dilakukan dengan menjepit buah dengan ujung galah kemudian diputar dan ditarik. Setelah buah dipanen, maka harus secepatnya di olah sebab dalam waktu 3 sampai 4 hari buah akan membusuk dan berjamur. Dalam satu tahun, buah merah mampu dipanen 2 sampai 3 kali dan mencapai bikinan optimal bila tumbuhan berumur 10 sampai 15 tahun, yakni berbuah 4 hingga 5 buah per pohon.


Comments

Popular posts from this blog

cara membuat aplikasi administrasi kantor Tabel inventarisasi barang

Kilgore Pharmacy: Your Trusted Source for Quality Medications

masa subur suami kapan Voxy pacific subang agrofarm piai buat malaysia jatim perniagaan